Dunia Kesehatan – Bahaya Kantong Plastik

15 Jun

Kantong sekali pakai, baik dari kertas ataupun plastik, merupakan ancaman besar terhadap lingkungan. Ancaman ini tidak hanya berkaitan dengan sedikitnya jumlah kantong itu yang berakhir di TPA, tetapi juga akan menghabiskan sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksi, mengangkut dan (kadang-kadang) mendaur ulang kantong itu, serta emisi yang dihasilkan dari proses ini. Kantong plastik sekali pakai juga bisa mengotori ekosistem dan ikut serta dalam menciptakan banjir, karena tas plastik bisa menyumbat pipa dan saluran air.

Berikut ini fakta mengenai tas plastik yang patut Anda ketahui.

* Sekitar 380 milyar kantong plastik digunakan di Amerika Serikat setiap tahun, yang berarti 1.200 kantong per penduduk AS, per tahun.
* Sekitar 100 miliar dari 380 miliar kantong plastik itu adalah kantong belanja.
* Diperkirakan 12 juta barel minyak diperlukan untuk membuat kantong plastik sebanyak itu.
* Hanya 1 sampai 2% dari kantong plastik di Amerika Serikat yang didaur ulang.
* Ribuan hewan laut dan lebih dari 1 juta burung mati setiap tahun akibat polusi plastik.
* United Nations Environment Programme memperkirakan bahwa ada 46.000 potongan sampah plastik mengambang tiap 1 mil persegi di lautan.
* Kantong plastik yang termakan oleh hewan, seringkali salah dicerna, sehingga menyumbat usus mereka yang menyebabkan kematian oleh kelaparan. Hewan atau burung lainnya bisa terjerat dan tenggelam atau tidak dapat terbang akibat kantong plastik.
* Bahkan ketika kantong plastik itu masuk ke proses photo-degrade dalam TPA, plastik sekali pakai tak pernah benar-benar hilang, dan partikel beracun dapat memasuki rantai makanan ketika mereka tertelan oleh hewan yang tidak curiga kalau plastik itu beracun.
* Greenpeace mengatakan bahwa setidaknya 267 spesies laut diketahui telah menderita akibat terjerat dalam atau menelan sampah laut. Hampir 90% dari sampah itu adalah plastik.
* Amerika mengkonsumsi kantong kertas lebih dari 10 miliar per tahun. Sekitar 14 juta pohon ditebang setiap tahun untuk produksi kantong kertas.
* Produksi kertas membutuhkan ratusan ribu galon air, begitu pula dengan bahan kimia beracun seperti asam sulfur, yang dapat menyebabkan hujan asam dan polusi air.

15 Jun

“It’s not your intelligence, but your attitude which are going to lift you in life.”

Pengaruh Kantong Plastik Secara Kimiawi

15 Jun

Kantong plastik atau masyarakat sering menyebutnya dengan “Kantong Kresek” digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya membawa barang belanjaan, membungkus makanan siap saji, dan sebagainya. Kegunaan dari kantong kresek tersebut telah mearajalela bahkan di seluruh dunia pun menggunakannya. Tapi adakah pengaruh dari kantong kresek tersebut jika masyarakat menggunakannya secara terus-menerus? Adakah dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan sekitar?

Jelas, pengaruh dapat terjadi jika pemakaian ataupun dalam pembuatannya tidak memperhatikan segi kesehatan dan kemanusiaan tentunya. Sampai saat ini, masyarakat terutama di Indonesia telah menggunakan kantong kresek dalam berbagai keperluan sehari-hari.

Berdasarkan hasil penelitian Badan Pengawasan Obat dan Makanan, kantong plastik kresek berwarna sangat berbahaya bagi kesehatan jika digunakan untuk mewadahi makanan siap saji.

“Terutama kantong plastik kresek berwarna hitam,” ungkap Kepala Badan POM Dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib saat jumpa pers di kantor Badan BOM Jakarta, Selasa (14/7).

Husniah mengungkapkan, kantong plastik berwarna tersebut merupakan produk daur ulang yang riwayat penggunaan sebelumnya tidak diketahui. “Bisa saja bekas wadah pestisida, limbah rumah sakit, kotoran hewan atau manusia, limbah logam berat, dan sebagainya,” ucapnya.

Badan POM, paparnya, sudah melakukan pemantauan langsung dalam proses daur ulang kantong plastik berwarna yang tidak dilakukan proses sterilisasi. “Sampah plastik dikumpulkan di bantar gebang lalu dicincang-cincang trus dicuci dengan sedikit sabun agar tidak berbau. Kemudian ditambah zat-zat kimia. Prosesnya sangat tidak bersih,” tegasnya.

Akibat jangka panjang dari penggunaan kantong platik tersebut, tambah Husniah, bisa mengakibatkan berbagai macam penyakit seperi kanker, ginjal, dan lain-lain.

Untuk itu, lanjutnya, sebaiknya masyarakat menggunakan kantong plastik yang tidak berwarna atau bening. “Jangan mawadahi langsung makanan siap santap di kantong plastik daur ulang tersebut. Sebaiknya diberi alas misalnya daun pisang,” ucap Husniah.

(JAKARTA, KOMPAS.com edisi Selasa, 14 Juli 2009 | 12:50 WIB)

Kantong plastik atau kantong kresek dapat beraneka ragam warnanya, salah satunya adalah warna hitam yang telah disebutkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Itu merupakan salah satu warna dari sekian warna yang ada yang memiliki pengaruh yang berpotensi negatif, lalu bagaimana dengan warna kantong plastik lainnya? Apakah sama dengan pengaruh yang dimiliki oleh kantong plastik tersebut? Tentu kantong plastik apapun warnanya dapat berpotensi negatif yakni dapat memicu penyakit kanker (bersifat karsinogen).

Sebenarnya darimana awal pengaruh negatif itu berasal? Awal pengaruh negatif itu berasal dari proses daur ulang yang demikian berkali-kali. Berikut skema proses daur ulang dari kantong plastik.

1 >>>> 2 >>>> 3 >>>> 4 >>>> 5 >>>> 6 >>>> 7 >>>> 8 >>>> 9

Keterangan:

1. Pengumpulan plastik bekas.
2. Penyortiran.
3. Pencucian.
4. Penggilingan.
5. Pemberian warna zat aditif.
6. Pemberian zat anti fogging (tahan sinar ultraviolet).
7. Pemberian zat anti slip (transparan).
8. Pemanasan.
9. Pencetakan.

Dalam proses 1, yakni pengumpulan plastik bekas oleh para pengumpul (pemulung) dari Tempat Pembuangan Sampah (TPA). Para pengumpul memilah-milah kantong plastik mana yang layak untuk mereka daur ulang lagi. Kemudian pada proses 2, para penyortir melakukan penyortiran terhadap semua kantong plastik yang telah berhasil dikumpulkan oleh para pengumpul. Akan tetapi, dalam melakukan penyortiran seringkali para penyortir kurang dalam melakukannya dan berakibat negatif karena para penyortir tidak mengetahui darimana kantong plastik itu berasal. Selanjutnya, pada proses 3, para penyuci melakukan pencucian terhadap kantong plastik tersebut. Sama halnya dengan proses 2, para penyuci kurang melakukan pencucian. Mereka mencuci tidak secara steril dengan kata lain, menggunakan bahan seadanya. Proses 4 adalah penggilingan, semua kantong plastik yang telah dicuci lalu digiling menjadi butiran plastik kecil. Pada proses 5, proses penambahan zat warna aditif guna memberi warna terhadap semua kantong plastik. Pemberian zat warna aditif sangat berbahaya bagi manusia. Pada proses 6 adalah proses pemberian zat anti fogging guna tahan terhadap sinar ultraviolet. Zat ini juga berbahaya. Pada proses 7 adalah proses pemberian zat anti slip pada kantong plastik guna kantong plastik memiliki bentuk yang transparan. Zat ini juga mengandung bahan kimia yang berbahaya. Selanjutnya, proses 8 adalah proses pemanasan, semua kantong plastik yang telah diberi bahan kimia lau dipanaskan agar menyatukan butiran kantong plastik tadi. Terakhir, proses 9 yakni proses pencetakan, butirang plastik yang telah menyatu lalu dicetak untuk membentuk kantong plastik yang baru dengan berbagai ukuran, misal ukurang kecil, sedang, maupun besar.

Selain itu, skema berikut merupakan skema bahan kimia (Recyle Code) dari kantong plastik.

Semua bahan kimia dari skema di atas adalah bahan pembuat kantong plastik maupun jenis bahan plastik lainnya. Hubungan antara kedua skema 1 dan skema 2, memiliki mekanisme secara kimiawi. Lalu apakah pengaruh kantong plastik secara kimiawi itu? Pengaruhnya antara lain :

menyebabkan kanker paru;
menyebabkan kanker hati;
gangguan fungsi ginjal;
gangguan saraf;
dan gangguan saluran pencernaan.

Dan yang lebih penting lagi pengaruh secara kimiawi dapat terjadi jika kantong plastik kontak langsung dengan makanan siap saji yang panas. Sebab, kontak langsung tersebut menimbulkan perpindahan kalor dari makanan siap saji terhadap kantong plastik. Timbulnya panas (kalor) ini memicu pengaruh secara kimiawi. Jadi untuk mencegah hal tersebut disarankan memberi alas pada kantong plastik sewaktu membungkus makanan atau barang lainnya agar tidak terjadi kontak langsung dengan kantong plastik.

Los Angeles Larang Keras Penggunaan Kantong Plastik

15 Jun


Jakarta – Walaupun sudah banyak kampanye bahaya kantong plastik, masih banyak supermarket yang memakainya. Pemerintah Los Angelespun melarang keras penggunaan kantong plastik sebagai wadah pembungkus barang belanjaan.

Dalam 16 bulan ke depan, diharapkan penghapusan kantong plastik di toko grosir ini akan diberlakukan pada 7500 toko di Los Angeles. Sebagai penggantinya, konsumen harus membawa sendiri tas daur ulang ataupun tas yang bisa dipergunakan lagi.

Los Angeles menjadi wilayah selanjutnya di California dalam pelarangan kantong plastik ini, setelah San Jose, San Fransisco, dan Long Beach. Di California, ada beragam peraturan mengenai kantong plastik. Ada yang diberlakukan pada toko retail dan restoran, dan ada juga yang hanya berlaku di supermarket.

Nantinya akan ada evaluasi kondisi lingkungan selama 4 bulan ke depan. Restoran dan supermarket akan diberi waktu 6 hingga 12 bulan untuk benar-benar menghilangkan penggunaan kantong plastik, bergantung dari besar kecilnya gerai tersebut. Setelah itu, ada denda 10 sen untuk setiap satu kantong plastik yang masih digunakan untuk membungkus belanjaan.

Karena adanya larangan tegas mengenai kantong plastik ini, masyarakatpun jadi makin terbiasa menggunakan tas yang mereka bawa sendiri dari rumah. “Menurut saya, hal tersebut sudah menjadi bagian dari kebiasaan orang-orang di sini,” kata David Assmann, warga San Fransisco.

Warga Tak Sadar Bahaya Kantong Plastik

15 Jun

PONTIANAK – Penggunaan kantong plastik hitam sebagai wadah pangan tidak dibenarkan, karena bisa menyebabkan perpindahan zat kimia berbahaya ke makanan yang nantinya akan dikonsumsi. Demikian disampaikan, Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan di Pontianak, Yanuarti, di kantornya, Jumat (8/6).

Pihaknya mengaku sering menemukan aktivitas pedagang pangan siap makan yang masih menggunakan kantong plastik hitam. Padahal dampak yang akan ditimbulkan, jika pangan bersentuhan dengan kantong tersebut cukup berbahaya, yakni perpindahan zat kimia pada kantung hitam ke makanan. Kantong hitam, lanjut Yanuarti, digolongkan berbahaya jika bersentuhan langsung dengan makanan. Sebab, bahan baku pembuatan kantong yang tidak jelas. Bisa saja bahan baku yang digunakan pembuatan kantong berasal dari limbah, seperti limbah rumah tangga, industri, dan tidak menutup kemungkinan limbah rumah sakit.

Sehingga, menurut Yanuarti, dampak yang ditimbulkan, bila makanan bersentuhan langsung dengan kantong plastik bisa menyebabkan atau menimbulkan penyakit seperti kanker. “Masyarakat harus kritis, kalau misalnya membeli makanan, dan kantong hitam langsung digunakan sebagai wadah tanpa ada alas lain,” katanya.
Namun masyarakat belum sadar untuk menjaga kesehatan. Setiap kali pihaknya melakukan penyuluhan, masih ditemui aktivitas masyarakat yang menggunakan kantong plastik hitam sebagai wadah makanan tanpa alas lain. Anehnya, hal ini tidak dipermasalahkan. “Biasa kalau kita ketemu yang penggunaan kantong yang salah, pedagangnya bilang ini permintaan pembeli,” ceritanya.

Ia mengimbau masyarakat agar memerhatikan penggunaan kantong plastik hitam. Setidaknya ada beberapa kode jenis plastik yang lazim digunakan, seperti kode 01, sifat dari kantung ini, jernih, kuat, tahan pelarut, kedap gas dan air, melunak pada suhu 80 derajat celcius. Penggunaannya, sepeti botol minuman, minyak goreng, selai peanut butter, kecap dan sambal, serta biskuit.

Selain itu, jenis plastik atau polimer dengan kode 05, yang sifatnya keras tapi fleksibel, kuat, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya, tahan terhadap bahan kimia, panas dan minyak, serta akan melunak pada suhu 140 derajat celcius. Plastik ini, biasanya digunakan untuk pembungkus biskuit, kantong chips kentang, krat sereaalia, pita perekat kemasan, dan sedotan. “Jadi sudah ada kode dari 01 sampai 07,yang mana yang dapat digunakan sesuai dengan keperluan,” kata Yanuarti. (adg)

Bahaya Kantong Plastik

15 Jun


KOMPAS.com – Bahaya limbah plastik bukan omong kosong. Telah banyak penelitian membuktikan dahsyatnya limbah plastik mendatangkan bahaya termasuk potensi negatifnya dalam mendegradasi lingkungan.
Hal yang pasti adalah dampak negatif sampah plastik tidak sebesar fungsinya. Butuh waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna.

Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakarannya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin.

Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf, dan memicu depresi.

Bagi lingkungan, kantong plastik juga mengakibatkan banjir, karena menyumbat saluran-saluran air dan tanggul sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin waduk.

Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan di dunia tiap tahunnya. Jika sampah ini dibentangkan maka, dapat membungkus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat!

Setiap tahun, sekitar 500 miliar hingga satu triliun kantong plastik digunakan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastik setiap tahunnya dan lebih dari 17 miliar kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap tahunnya.

Perubahan iklim

Kantong plastik juga menjadi salah satu penyebab perubahan iklim utama di mana sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer.

Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik juga mengeluarkan gas rumah kaca.

Saat ini berbagai negara di dunia mulai melarang dan merespon bahaya penggunaan kantong plastik, seperti di Kenya dan Uganda yang sudah secara resmi melarang penggunaan kantong plastik.

Sejumlah negara lain juga mulai mengurangi penggunaan kantong plastik di antaranya Filipina, Australia, Hongkong, Taiwan, Irlandia, Skotlandia, Prancis, Swedia, Finlandia, Denmark, Jerman, Swiss, Tanzania, Bangladesh, dan Afrika Selatan.

Singapura, sejak April 2007 telah berlangsung kampanye “Bring Your Own Bag” (bawa langsung kantong Anda sendiri), digelar oleh The National Environment Agency (NEA).

Pemerintahan China juga telah mengeluarkan rancangan undang-undang (RUU) mengatasi kantong plastik dan reaksi yang telah disiapkan antara lain pelarangan penggunaan tas plastik di departement store.

Para pembeli akan dikenakan bayaran untuk kantong plastik dan akan diberlakukan standardisasi produksi tas plastik.

Berbagai alasan itulah yang mendorong Beni Chandra memulai perlawanan terhadap limbah plastik di Indonesia. Baginya bahaya plastik harus disulap menjadi sesuatu yang mendatangkan lebih banyak berkah.

Daur Ulang Sampah Plastik

5 Jun


Namanya saja sampah tentu sudah tak digunakan dengan beragam sebab. Selain telah bercampur dengan beragam zat atau unsur berbahaya, sampah mestinya dimusnahkan. Jika sampah didaur ulang, tentunya sampah tak lagi hilang tetapi hanya berganti bentuk. Lagi-lagi, sampah akan mengotori kehidupan kita. Dan itu lebih berbahaya jika sampah itu dibuat dari plastik. Sebuah kisah pagi yang mudah-mudahan bermanfaat.

Di sebuah daerah, ada pengusaha memanfaatkan sampah plastic. Sampah-sampah plastic itu dikirim oleh truk-truk setiap periode tertentu. Lalu, sampah plastic itu dicincang atau dipotong kecil-kecil. Selanjutnya, plastic itu dicuci dan dijemur agar mengering. Setelah kering, sampah plastic itu dibersihkan dari zat pewarna. Dengan proses kimiawi, warna sampah plastic itu berubah menjadi putih kembali. Maka, jadilah bijih plastic daur ulang yang siap digunakan untuk memproduksi beragam bentuk peralatan.

Sampah plastic termasuk sampah anorganik. Itu berarti bahwa sampah plastic tidak dapat dihancurkan oleh bakteri tanah. Sampah plastic akan tetap bertahan puluhan tahun, bahkan selama-lamanya. Sungguh sampah plastic itu teramat berbahaya bagi kesuburan tanah. Oleh karena itu, sampah plastic mestinya dihancurkan dan tidak dibuang sembarang tempat.

Mungkin didesak oleh kebutuhan hidup, banyak orang memanfaatkan sampah-sampah plastic itu. Banyak pengusaha mengambil celah “bisnis” dengan menjadi pengepul dan pengusaha peralatan yang dibuat dari plastic. Karena bijih plastic asli begitu mahal, banyak pengusaha menyiasatinya dengan mendaur ulang sampah plastic. Secanggih apapun peralatan yang digunakan, tentunya sampah-sampah itu telah tercemar oleh beragam zat berbahaya.

Warga merasa mendapat kesempatan. Maka, mereka berlomba-lomba menjadi pemulung sampah plastic. Mereka mendatangi sampah-sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Sampah-sampah plastic itu dipungut dan lalu dikumpulkan. Dalam jumlah tertentu, plastic itu dibedakan menurut jenisnya. Selanjutnya, plastic itu dijual kepada para pengusaha untuk didaur ulang. Begitulah aktivitas keseharian yang terlihat di tempat-tempat pembuangan sampah.

Tentunya kegiatan itu perlu diperhatikan pemerintah. Meskipun memang masyarakat memerlukan bantuan dengan penyediaan lapangan pekerjaan, kegiatan mendaur ulang sampah plastic perlu dihentikan. Sampah-sampah itu sudah jelas-jelas bekas dipakai, lalu dibuang dan bercampur dengan beragam zat berbahaya lainnya. Sebersih apapun proses pencuciannya, tidak semua bakteri mati atau hilang dari sampah plastic itu.

Pemerintah perlu bergerak cepat agar pencemaran itu tidak mengarah kepada penggunaan peralatan yang dibuat dari sampah plastic daur ulang. Kesehatan masyarakat perlu menjadi prioritas karena jenis bakteri yang kebal terhadap proses pencucian sungguh merupakan bakteri yang teramat berbahaya. Dipanaskan dan diproses sedemikian lengkapnya saja tidak bisa mati, bagaimana nasib orang yang menggunakannya?

Melalui pengerahan aparat terkait, seharusnya pemerintah bergerak dan membina pengusaha itu agar mencari pekerjaan lain yang tidak membahayakan manusia lainnya. Memang pengusaha dan semua orang yang terkait akan mendapat keuntungan dari proses daur ulang sampah plastic itu. Namun, banyak orang justru menjadi korban karena penyakit baru yang akan diidapnya. Apakah pemerintah masih akan mendiamkan kegiatan itu? Sebelum terlambat, sebaiknya pemerintah bersikap tegas!

Mesin Daur Ulang Sampah Plastik di Monas

5 Jun

Monas kini dilengkapi mesin pendaur ulang sampah plastik (reserve vending machine/RVM), untuk mengedukasi masyarakat tentang perilaku pengelolaan sampah plastik secara mandiri.

Mesih RVM ini akan diletakkan di pintu masuk ruang Sejarah Monumen Nasional selama satu tahun. “Kehadiran mesin ini dalam rangkaian memperkuat program Gerakan Membuang Sampah (Gemas), dan mengajak masyarakat lebih mencintai lingkungan,” kata Yanti Triwadiantini, Direktur Eksekutif Indonesia Business Links (IBL) hari ini.

Gemas diprakarsai dan dimotori oleh IBL bersama PT Tirta Investama (Danone-Aqua), serta LKBN Antara, menyerahkan secara resmi satu unit RVM kepada Direktur UPT Monas Rini Hariani.

Yanti mengatakan sebagai lembaga nirlaba menggalang kesadaran pelaku bisnis atau perusahaan untuk peduli dan bertanggung jawab, IBL menginisiasi aksi bersama yang melibatkan perusahaan berkomitmen melaksanakan CSR-nya untuk membangun manusia Indonesia yang lebih baik.

Dia menuturkan mesin RVM ini dimaksudkan sebagai alternatif dan bersifat komplementer, terhadap upaya penyadaran masyarakat untuk membiasakan diri memilah dan membuang sampah pada tempat yang seharusnya.

Ahmad Mukhlis Yusuf, Dirut Perum LKBN Antara, mengatakan RVM atau Si Gemas adalah ikon gerakan, agar bangsa ini menghargai kedisiplinan warganya yang juga mencintai Indonesia dan lingkungannya.

RVM merupakan mesin pendaur ulang yang memiliki bobot seberat 450-500 kg, dilengkapi dengan alat sensor benda guna menyeleksi botol yang dimasukkan, plus monitor ukuran 32 inci berupa LCD monitor. Dalam operasionalnya mesin tersebut dapat diatur secara spesifik untuk menerima bentuk sampah tertentu, misalnya plastik.

Limbah Plastik jadi Ladang Bisnis

5 Jun


Sampah plastik menjadi pilihan ladang bisnis Baedowy. Alasannya sederhana. Di benak Baedowy, berbisnis sampah plastik tidak membutuhkan modal terlalu besar, persaingan tidak terlalu ketat, dan bisnis sampah tidak dihantui risiko besar. “Kalau tidak laku, bisa disimpan lagi,” kata ayah tiga anak ini.

Dengan modal awal Rp 50 juta, Baedowy mendirikan pabrik penggilingan plastik yang dinamainya Fatahillah Interplastik. Namun, berbisnis sampah pun ternyata memiliki tantangan sendiri. Persaingan antarsesama pengusaha limbah plastik ternyata sangat ketat dan keras. Karena sebelumnya tak punya pengetahuan tentang sampah plastik dan minim peta perdagangan, tidak jarang Baedowy harus pulang dengan modal nyaris habis.

Kendala lain, satu-satunya mesin pemotong (crusher) plastik di pabrik Baedowy kerap ngadat sehingga produksinya terganggu. Situasi ini dialami Baedowy selama lebih dari dua tahun. “Sambil jalan, saya belajar betulin mesin itu. Saya bongkar, kemudian pasang lagi. Pokoknya sampai hafal betul isi perut mesin itu,” ujar Baedowy.

Penggemar lagu-lagu Beatles dan Lobo ini juga memperdalam pengetahuannya tentang jenisjenis plastik dan sumber-sumber limbah plastik. Kini, Baedowy mengaku semakin paham ragam jenis plastik dan hasil dari daur ulang dari setiap sampah plastik tersebut.

Gelas plastik air mineral, misalnya, memiliki kode PP, singkatan dari polypropylene, sementara botol air mineral atau botol jus memiliki kode PET (polyethylene tereththalate). Berbeda jenis limbah plastik, berbeda pula harganya di pasaran.

Sambil menjalankan usahanya itu, Baedowy rajin mengunjungi pameran industri, terutama yang berkaitan dengan mesin pengolah plastik. Brosur-brosur tentang mesin pengolah plastik dikumpulkannya. Sampai di kantor atau di rumah, Baedowy lantas menggambar ulang dan mempelajari cara kerja mesin tersebut.

Kini, laki-laki tamatan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Malang ini tidak hanya mampu berbisnis daur ulang limbah plastik. Melalui perusahaannya, CV Majestic Buana Group, di Cimuning, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi, Baedowy juga membuat mesin-mesin pengolah limbah plastik, antara lain mesin penghasil pelet plastik, mesin crusher penghasil pencacah plastik, dan mesin pengolah lainnya.

Plastic Resin Codes

5 Jun


#1. PETE atau PET (polyethylene terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Boto-botol dengan bahan #1 dan #2 direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan pakai untuk air hangat apalagi panas. Buang botol yang sudah lama atau terlihat baret-baret.

#2. HDPE (high density polyethylene) biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu. Sama seperti #1 PET, #2 juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian.

#3. V atau PVC (polyvinyl chloride) adalah plastik yang paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.

#4. LDPE (low density polyethylene) biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan kode #4 dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang dengan #4 bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan.

#5. PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Cari simbol ini bila membeli barang berbahan plastik. Contoh produk dari http://shoptomartyr.multiply.com yang pake no.5 ini Take and Toss Color Change Spoons

#6. PS (polystyrene) biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Selain tempat makanan, styrine juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara China.

#7. Other (biasanya polycarbonate) bisa didapatkan di tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon. Hindari bahan plastik Polycarbonate.